7 Ciri Pendidikan Masa Depan

7 Ciri Pendidikan Masa Depan
 
Zaman sangat cepat berubah. Zaman ayah kita dulu berbeda dengan zaman kita hidup sekarang. Demikian pula, era anak-anak kita hidup kelak jelas akan sangat berbeda dengan zaman kita hidup sekarang.
Pertanyaan besarnya, seperti apakah sistem pendidikan yang sesuai dengan tuntutan hidup anak-anak kita di masa mendatang?
Ternyata, negara maju lebih dari 20 tahun lalu menerapkan sistem pendidikan itu pada anak-anak mereka.
Tujuan akhir atau output pendidikan masa depan, kalau Anda bersetuju adalah melahirkan generasi yang mampu menentukan pilihan hidupnya sendiri, bukan yang dipilihkan atau ditentukan.
Ciri mereka itu adalah: 1. berakhlak dan berkarakter mulia. 2. sukses dan berhasil dengan kompetensinya. 3. bahagia dengan pilihan hidupnya.
Nah, seperti apakah ciri pendidikan masa depan yang melahirkan output seperti itu?
1. Fokus menemukan dan memupuk potensi unggul tiap anak.
Sejak usia dini potensi anak sudah dapat dideteksi dan sepanjang perjalanan pendidikannya bakat ini akan terus dikembangkan untuk mencapai tingkat terbaiknya, tanpa memilah-milah apakah ini sebagai bakat akademik atau ekstrakurikuler. Sehingga, kelak anak akan menjadi anak yang unggul pada bidangnya masing-masing.
2. Mengembangkan kecerdasan beragam dan mengembangkan moral anak secara berimbang.
3. Mengajarkan life skill
Life skill inilah yang sesungguhnya dibutuhkan oleh anak kita untuk menjadi sukses ketimbang akademik dan hafalan.
4. Sistem penilaian yang berbasis hasil karya ilmiah dan peningkatan kemampuan penguasaan bidang-bidang yang dipelajarinya.
Anak didorong untuk selalu berkarya melalui mata pelajaran yang diajarkan. Dicermati dan dicatat perkembangan kemampuannya dalam satu bidang mata pelajaran. Karya-karya ini akan disimpan sebagai bukti sejarah perjalanan proses belajar anak (portfolio management system).
5. Sekolah yang berbasiskan pada kehidupan dan praktek-praktek lapangan.
6. Para guru yang selalu memotivasi dan mendorong siswa untuk mau dan mampu mempelajari apapun.
7. Mengembalikan sistem dan pola pembelajaran pada kodrat penciptaan anak.
a. sifat dasar.
Sifat dasar adalah bagaimana seorang anak bereaksi terhadap situasi berdasarkan insting alami yang dimilikinya. Dalam sifat dasar ini, sesungguhnya terdapat petunjuk kemungkinan profesi-profesi yang cocok baginya kelak.
b. Cara belajar/gaya belajar.
Cara belajar adalah suatu kekhasan pada anak dalam memeilih cara untuk mempelajari sesuatu. Kekhasan ini sesungguhnya merupakan representasi dan cara kerja otak anak dalam menangkap dan memproses sesuatu.
c. Potensi unggul.
Tiap anak dianugerahi minat, bakat dan ketekunan yang berbeda. Ini tercermin pada mainan dan aktifitas keseharian. Ada yang suka menggambar, merangkai, main mobil-mobilan. Seiring usia, minat dan bakat ini menjadi semakin jelas. Tugas sekolah dan orangtua untuk mengembangkan minat dan bakat anak untuk menjadi yang terbaik di bidangnya. Semua orang besar dan sukses adalah orang yang berhasil menemukan dan menekuni minat dan bakatnya.
d. Psikologi perkembangan anak.
Mendidik dengan hasil optimal bisa dilakukan jika memahami dengan baik fase-fase perkembangan usia dan mental anak. Ada fase egosentris (usia prasekolah s/d TK), fase gank awal (usia TK s/d SD), fase gank Age tengah (usia SD s/d SMP), fase gank akhir (usia SMP s/d SMA), fase identitas (usia SMA semester akhir menjelang kuliah) dan fase adaptif (usia kuliah s/d dewasa).

0 komentar:

Posting Komentar